Kita Pergi Hari Ini

 

Judul Buku: Kita Pergi Hari Ini

Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2021





RERSENSI 

        Novel karya Ziggy ini memaparkan perjalanan lima anak bernama Mi, Ma, Mo, Fifi, dan Fufu, yang ditemani oleh seorang pengasuh bernama Nona Gigi. Cerita dimulai dari dilema umum orang tua yang sibuk bekerja dan harus mencari pengasuh untuk anak-anak mereka. Nona Gigi dipilih untuk mengasuh anak-anak tersebut sebagai solusi atas permasalahan ini.

        Kisah awalnya berfokus pada tiga karakter anak, Mi, Ma, dan Mo, sebelum akhirnya Nona Gigi muncul sebagai pengasuh mereka. Uniknya, Nona Gigi bukanlah manusia biasa, melainkan seekor kucing dengan tubuh yang menyerupai manusia. Ia dipekerjakan karena keuangan keluarga Mi, Ma, dan Mo tidak memungkinkan untuk mempekerjakan pengasuh manusia.

        Petualangan dunia anak-anak dimulai ketika Nona Gigi, yang berasal dari Kota Terapung Kucing Luar Biasa, mengajak Mi, Ma, dan Mo untuk mengunjungi tanah kelahirannya. Sebelum berangkat, mereka bertemu dengan sepasang anak kembar, Fifi dan Fufu, yang berasal dari Kota Suara. Dengan lima anak dan satu pengasuh, petualangan mereka menjadi semakin seru.

        Mereka menjelajahi Kota Terapung Kucing Luar Biasa, menaiki kereta air, menikmati pertunjukan Sirkus Sendu, dan bertemu dengan berbagai karakter menarik seperti Kolonel Jagung. Petualangan yang mengasyikkan ini hanya bisa dialami oleh anak-anak yang berani menjelajahi dunia dengan kepolosan dan keberanian mereka.

KELEBIHAN

        Novel ini mengusung tema petualangan anak-anak dalam mengejar impian mereka, yang dipicu oleh keinginan untuk menjalankan janji-janji yang dibuat oleh orangtua mereka. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Ma, Mi, Mo, Fafa, Fifi, Nona Gigi, Bapak, dan Ibu Mo memberikan warna tersendiri pada cerita melalui perbedaan karakteristik mereka. Setting yang beragam, dari Kota Suara, Perkampungan, negara Eropa, hingga Kota Terapung, secara efektif mencitrakan genre fantasi yang diusung oleh novel ini.

KEKURANGAN

        Alur cerita pada bagian awal hingga pertengahan terasa menggelitik dengan tingkat absurditas yang cukup tinggi, mungkin membuat sebagian pembaca berhenti sebelum mencapai bagian tengah. Penggunaan sudut pandang orang ketiga secara konsisten membantu dalam menggambarkan adegan dan dialog dengan detail yang memadai. Gaya bahasa yang digunakan cenderung ringan, mirip dengan gaya mendongeng untuk anak-anak, namun terkadang terjebak dalam repetisi yang berbelit-belit, meminta pembaca untuk mengulangi membaca beberapa bagian untuk memahami dengan baik maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.

PENUTUP

        Pemikiran-pemikiran yang Anda sampaikan sangat mendalam dan relevan dengan kondisi sosial dan individu saat ini. Hubungan antarmanusia dan interaksi dengan lingkungan memang merupakan hal yang sangat kompleks, dan seringkali terdapat dinamika kekuasaan di dalamnya yang dapat mempengaruhi dinamika hubungan tersebut.
        Memperhatikan serta mengevaluasi ulang tradisi dan kebiasaan adalah tindakan yang sangat penting dalam menjaga kesesuaian dengan perkembangan zaman. Kita perlu mempertanyakan apakah tradisi tersebut masih relevan dan apakah memberikan manfaat yang positif bagi individu dan masyarakat.
        Selain itu, kesadaran akan tanggung jawab besar dalam mengambil keputusan, seperti memiliki anak, sangatlah penting. Menyadari bahwa memiliki anak bukanlah kewajiban mutlak, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang memerlukan kesiapan dan komitmen yang kuat.
        Penting juga untuk terus mengembangkan diri dengan belajar dan berkarya. Memori dan ilmu yang kita miliki akan menjadi aset berharga di masa depan. Mengingatkan diri sendiri dan orang lain untuk terus belajar dan berkembang adalah pesan yang sangat positif dan membangun.
        Terima kasih telah berbagi pemikiran yang mendalam ini. Semoga pesan-pesan yang Anda sampaikan dapat menginspirasi orang-orang untuk melakukan refleksi diri dan bertindak secara lebih bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

Peresensi: M. Ramadhani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Angkasa

ATHARRAZKA

ATHA