Dikta dan Hukum




Judul Resensi : Novel Dikta dan Hukum

Penulis : Dhia'an Farah

Penerbit : Asoka Aksara dan Loveable Redaksi 

Tahun Terbit: April 2021 





RESENSI
 
        "Dikta dan Hukum" mengisahkan tentang kisah cinta yang berkembang antara Dikta, seorang mahasiswa hukum yang dingin, dan Nadhira, seorang mahasiswi hukum yang ceria. Dikta, yang populer dan pintar, dikenal sebagai sosok yang sulit didekati dan cenderung bersikap dingin terhadap orang lain. Sementara itu, Nadhira, yang ceria dan baik hati, selalu melihat sisi positif dari setiap orang dan memiliki bakat dalam bidang hukum.

        Meskipun awalnya mereka tidak menyukai satu sama lain, seiring berjalannya waktu, Dikta dan Nadhira mulai mengenal dan jatuh cinta satu sama lain. Namun, hubungan mereka tidaklah mudah. Sikap dingin Dikta membuat Nadhira kesulitan mendekatinya, ditambah lagi dengan penyakit ginjal yang diderita Dikta yang mengancam hidupnya.

        Meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan, Dikta dan Nadhira tetap berjuang untuk mempertahankan cinta mereka. Mereka menyadari bahwa waktu bersama mereka mungkin terbatas, namun mereka berusaha untuk menghabiskan setiap momen bersama dengan sebaik mungkin.
"Dikta dan Hukum" adalah novel yang menggugah hati dan mengajarkan tentang arti sejati dari cinta, persahabatan, dan perjuangan. Melalui kisah mereka, pembaca diajak untuk tidak menyerah pada mimpi mereka, bahkan di tengah rintangan terberat sekalipun. 

KELEBIHAN

        Novel "Dikta dan Hukum" menawarkan kisah cinta yang menarik antara Dikta, seorang mahasiswa hukum yang dingin, dan Nadhira, seorang mahasiswi hukum yang ceria. Meskipun berbeda secara kepribadian, cinta mereka menghadapi segala perbedaan.
    
        Novel ini mengajarkan arti sejati dari cinta, persahabatan, dan perjuangan melalui karakter-karakter yang kuat dan relatable seperti Dikta dan Nadhira.

KEKURANGAN

        Kritik terhadap novel ini menyoroti beberapa plot hole yang membuat cerita terkesan kurang masuk akal. Misalnya, penyakit ginjal yang diderita Dikta awalnya dijelaskan sebagai sesuatu yang membuatnya tidak bisa hidup lama, namun kemudian cerita menggambarkan bahwa Dikta bisa sembuh dari penyakit tersebut. Hal ini menimbulkan ketidak konsistenan dalam alur cerita.

        Selain itu, beberapa adegan yang terlalu romantis, seperti seringnya Dikta dan Nadhira berciuman, dianggap terlalu repetitif dan dapat membuat pembaca merasa bosan. Adegan-adegan tersebut mungkin perlu disaring atau dikurangi agar cerita tetap menarik tanpa terkesan berlebihan.

PENUTUP

        Novel "Dikta dan Hukum" sepertinya merupakan karya yang memikat dan bermakna. Cerita yang menghadirkan dunia hukum dengan segala kompleksitasnya sering kali bisa menjadi latar yang menarik untuk mengeksplorasi konflik moral dan pertarungan antara kebenaran dan kepentingan. Integrasi karakter yang kuat dengan latar yang realistis biasanya memperkuat daya tarik sebuah novel, terutama bagi para penggemar fiksi hukum.

        Saya yakin pembaca yang tertarik dengan kisah-kisah yang menantang moralitas dan menggugah kesadaran akan menemukan "Dikta dan Hukum" sebagai sebuah bacaan yang memuaskan. Apakah ada elemen khusus dalam novel ini yang membuatnya begitu istimewa?
 
Peresensi: M. Rifki Fadilah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Angkasa

ATHARRAZKA

ATHA