Seekor kepastian untuknya

Nama : Sadina Kaila sari

Kelas : XI IIS 3



 Seekor kepastian untuknya

Wanita itu terdayuh dengan segala keraguannya. Sepi sunyi ditemani senja yang memukau dan pantulan-pantulan cahaya di bias-bias gelombang ombak. Matanya menatap samudera dari hiruk pikuk pulau Dewata. Ragu yang digenggamnya abadi dan tak akan mati. Ragu yang selalu terpaku pada masa lalu, sengaja membuta untuk hari esok. Kadang kala keraguannya dicurahkan dengan bianglala akrilik pada kanvas-kanvas rapuh. Kadang kala keraguannya meremang jingga yang menjelma bara, membumi hanguskan segala kenyataan.

Lalu aku datang dengan seekor kepastian yang kuikat tanpa kandang. Kubiarkan berjalan meski langkahnya terbatas. Seekor kepastian yang kuhadiahkan untuknya agar bisa menemani dan memusuhi keraguannya. Kuikat dengan pita merah gelap di kepalanya. Keraguannya kian menular padaku, aku takut. Aku duduk disandingnya melihat rona merah keraguan wajahnya.

“Ini seekor kepastian untukmu”

“Untuk apa? Aku lebih suka dengan keraguan”

Ternyata dia masih tersipu pada masa lalu. Dia hidup di samar-samar kenyataan. Pandangannya menuju cakrawala mengacuhkan seekor kepastian yang kubawa. Kini kelopak matanya jenuh, kedipannya seirama dengan tarian ombak. Dia, wanita durjana yang membunuh kenyataan. Dia, meresapi keraguan yang jahanam bagiku.

Lalu kita berbalas acuh. Aku menuju garis-garis pantai mengacuhkan dirimu. Berjalan tanpa bekas-bekas jejak di pasir pesisir. Sesekali pandanganku menoleh padamu lalu kulanjutkan perjalanan. Sedikit demi sedikit kelenyapan dihantam. Aku terseret dengan sengaja, menuju keraguan yang kau pancarkan padaku. Tanpa lambaian tangan, aku pergi dan menghilang dengan seekor kepastian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permasalahan ketertiban di lingkungan MA Almaarif Singosari