MY BESTFRIEND

 

Nama: Afina Fika al-firdausi

kelas:11 IPS 3

MY BESTFRIEND

Namaku Emili, mereka biasa menyebutku Em, kecuali dia yang lebih suka memanggilku Lili. Katanya aku mirip anjing tetatangganya yang bernama Lili. Aku protes tapi dia selalu melototiku dan berkata“Itu panggilan kesayangan lili. Dari aku untuk kamu. Jika ada seseorang yang memanggilmu Lili itu berarti aku.” Aku terdiam. Tidak ada alasan lain untuk menolak lagi bukan. Namun sayangnya, nama Liliku pergi bersama seseorang yang memanggilnya.

Tahun ini aku berumur 16 tahun. Ulang tahun pertama yang aku rayakan tanpa dia. Lebih tepatnya, bukan perayaan karena perayaan tanpa dia itu bukan perayaan. Dia tidak pernah memberi kado mewah. Saat hari ulang tahunku dia akan datang pukul 12 malam dengan mengetuk jendela kamarku. Dia membawa kue yang dia buat sendiri dan rangkaian bunga yang ia rangkai sendiri. Padahal dia tidak begitu suka bunga. Tidak ada ucapan manis darinya saat aku ulang tahun.”selamat ulang tahun Lili, semakin dewasa jangan semakin banyak makan . Sekarang makanan anjing semakin mahal.” atau “Sebenarnya aku malas merayakan ulang tahunmu. Berhubung umurmu menjadi pendek dan siapa tahu hidupmu tak lama lagi, aku jadi ingin merayakannya.” sekarang aku menunggu jendela kamarku di ketuk. Menunggu dia yang tidak akan pernah datang sekalipun di hari ulang tahunku.

 

*******

Aku tidak tahu kapan kami mulai berteman, yang aku tahu dia adalah teman paling menyebalkan. Namanya Harley. Dia lebih tua dariku satu bulan. Karena itulah dia selalu menjadikanku pesuruhnya.

 “kamu akan pergi kemana Lili?”

 “kantin.”

 “Tolong belikan cola.”

 “No, kamu punya kaki Harley. Berhenti menjadikanku pembantu.”

 “Kamu tidak boleh melawanku. Ingat aku lebih tua darimu.”

 “Hanya satu bulan.”

 “Tetap saja aku lebih tua.” Lagi dan lagi. Aku selalu mengalah. Tidak sampai disitu. Aku juga sering menjadi pesuruhnya dalam mengerjakan tugas sekolah.

 “Lihat tugas matematika.”

 “NO. kamu punya otak Harley.”

 “Ayolah. Otakku hanya untuk memikirkanmu bukan untuk memikirkan angka-angka kurang perhatian ini.”

 “I don’t care. No my bussines Harley”

 “Kamu tidak pantas menolak permintaan orang yang _”

 “Lebih tua dariku. Walau hanya satu bulan.” Aku menyela. Karena selalu fakta itu yang menjadi alasannya.

suatu hari, aku tidak sekolah karena sakit. Malamnya Harley meneleponku.

 “Kenapa kamu tidak sekolah?. You know, aku tersiksa tanpa pesuruh. Membeli makanan sendiri, mengerjakan tugas sendiri dan parahnya hari ini aku dicekoki banyakpertanyaaan soal kamu yang tidak masuk sekolah.”

“Aku sakit Harley.”

Harley terdiam. Aku tau dia khawatirdan memutuskan untuk menelponku. Hanya saja dia terlalu menyebalkan untuk menjadi orang yang mengkhawatirkanku.

“Kamu sakit apa? bukannya tidak ada virus anjing. Anjing-anjing tetanggaku sehat-sehat semua.”

 “Aku manusia bukan anjing.”

 “Astaga, aku lupa kalau kamu manusia.”

 “Kamu membuatku semakin pusiang biar aku tutup telponnnya.” Aku memutuskam panggilan sepihak.

Aku dan Harley mempunyai rutinitas bersama setiap akhir pekan. Harley menyukai olahraga sedangkan aku lebih suka  menonton film atau sekedar bercengkrama dihalaman rumah.

 “ Besok kita jogging Lili.”

 “Aku bosan Harley. Setiap akhir pekan kita selalu berolahraga. Minggu kemarin kamu mengajakku fitness sampai kakiku hampir patah. kamu tahu, jika bukan karena kamu aku tidak sudi melakukannya.”

 “Kita akan jogging keLeopard street. Hanya satu kilometer dari sini dan itu tidak akan membuat kakimu patah. Kita sarapan disana. Kulinernya tidak kalah nikmat dari cita rasa kuliner diHuckback district.”

 “Apa ada cumi-cumi lada hitam atau lobster bakar disana?”

 “Ini New York bukan Hawai, kau ingat.”

 “Aku ingin menonton Harley.” Aku masih tidak mau mengalah dengan keputusannya.

 “Ada cinema Blacklabel disana, Lili.”

 “Aku tidak bisa kesan. Tempat duduknya tidak nyaman. Tidak semewah cinema Clairvoyant diPaltrystone.”

 “Hey Lili, kamu pergi kebioskop untuk menonton bukan untuk tidur layaknya dihotel. Ayolah, menurutlah padaku kali ini saja atau kita akan melewatkan rutinitas bersamadan kamu akan menyesal.” Aku mengalah lagi. kekelahan yang aku syukuri beberapatahun kedepan.

Harley termasuk gadis nakal disekolah. Aku berani bersumpah jika hanya aku satu-satunya teman wanita yang dia punya. Bodohnya aku tidak tahu, kenapa aku bisa berteman dengan dia.

 “Apa yang kamu lakukan hingga membuat kepala sekolah marah Harley?” Kecemasanku bertambah saat melihat raut muka Harley yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

 “Alpha 20 kali.”

 “Hanya itu.”

 “Merokok.”

 “Bukannya kamu sering merokok dan semua baik-baik saja. Kenapa kepala sekolah bisa tahu Harley?. Apakah ada yang melaporkannya?” Harley hanya mengangkat kedua bahunya.

Hari itu Harley bersikap tidak seperti biasanya. Kepala sekolah memberi tahu orang tuanya dan itu bukan perkara besar bagi Harley. Orang tuanya tidak heran dengan sifat Harley yang seperti itu. Harley juga tidak terlalu memikirkan kemarahan kepala sekolah. Dia sudah terbiasa.

 “Hari ini kamu bukan Harley yang kenal. Apa kamu memikirkan perkataan kepala sekolah?.”

  “Untuk apa? orang tua itu menakutku dengan kata-kata yang sama sekali tidak membuatku takut.”

  “Lalu?”

 “Besok ada racing diNewston dan besok juga hari ulang tahun mommy.”

 “Merayakan ulang tahun mommymu lebih penting Harley. Masih ada balapan lain dikemudian hari.”

 “Tapi itu balapan yang sangat aku nantikan Lili. Balapan paling bergengsi sepanjang musim panas. Apalagi rivalku adalah Feldrick Clok. Aku akan menjadi perempuan paling keren sepanjang sejarah jika aku bisa mengalahkannya.”

 “Kamu terlihat keren dimata mereka tapi tidak dimata mommymu Harley. Bersiap-siaplah kita akan pergi kemall untuk membeli kado mommymu.”

 “Aku tidak suka berbelanja dimall Lili. kamu tahu sendiri kan.”

  “Belanja online.”

 “Tidak bisa Lili. Paket bisa datang seminggu lebih sedangkan mommyku ulang tahun besok.”

 “Kalau begitu bicaralah kemommymu kalau hadiahnya menyusul.”

 “Tapi_”

 “Tidak menerima alasan apapun untuk Racing sialanmu itu.” Harley mengalah benar-benar kekalahan terakhirnya.

Harley meneleponku setiap malam saat ujian akhir semester.

 “jangan lupa belajar my pet Lili.” Aku tahu dia menyuruhku belajar agar bisa menyontek jawaban yang benar saat ujian.

 “Lili jawaban nomer 6 apa?”

 “Pikir sendiri.”

 “Hey Lili. Aku selalu menempatkan waktu menyuruhmu belajar, tapi saat kamu sudah pintar, kamu tidak mau membericontekan padaku.”

 “Kenapa kamu tidak belajar sendiri saja Harley?”

 “Untuk apa otak sahabatku jika tidak dimanfaatkan.”

 “Dasar menyebalkan.” Dan lebih menyebalkannya lagi, aku tetap mencontekinya.

Ujian akhir semester berjalan dengan baik, walaupun sesekali Harley berulah. Saat pembagian rapot Harley duduk disebelahku. Dia terlihat cemas.

 “Kenapa Harley?”

 “Aku takut juara satu Lili. Kamu tahu sendirikan jawabanku dan jawabanmu hampir sama.”

 “Sepertinya hanya kamu yang takut juara satu didunia ini.” Aku menahan tawa. Harley fokus mendengarkan kepala sekolah yang mulai mengumumkan bintang  kelas diatas podium.

 “Selanjutnya kelas 1-4, peringkat satu, Emili Georgia.” Harley memelukku. Pelukan pertama yang menjadi pelukan terakhirnya

 “Kamu harus berterima kasih kepadaku Lili. Karena aku kamuperingkat satu.”

 “Thank you Harley. You are my reason to study everynight. Karena panggilan menyebalkanmu itu aku belajar.”

                Harley menjadi seseorang paling bahagia hari ini. Dia terus saja menelponku.

 “Lili hari ini kan kamu peringkat satu?”

 “I know Harley>”

 “Dan sayangnya kamu belum tahu Lili, jika kamuberterima kasih kepadaku maka kamu harus menjamuku.”

 “Aku sudah bisa menebak arah pembicaraanmu.”

 “Salmon asam manis dan iga bakar bukan ditambah wine premium mungkin enak>”

 “Rumah bukan bar Harley. Tidak ada wine premium disana.”

 “Minuman bersoda seperti cola juga tidak buruk.”

 “Dan tidak menjamumu juga bukan pilhan buruk.”

 “Tapi itu sangat mengecewakan Lili.” Aku tertawa. Harley juga tertawa.

Aku menyibukkan diri didapur. Harley akan kerumahku satu setengah jam lagi. Tepat pukul 8.30 p.m dia menelponku.

 “Bagaimana Lili? aku sudah lapar.”

 “Sudah selesai.”

 “Baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan kesana.”

Tapi malam itu Harley berbohong. Dia tdak akan pernah datang. Kesananya bukan kerumahku. Aku menunggunya hingga tertidur dimeja makan. ponselku berbunyi dari mama Harley. Kakiku lemas. Jantungku berdegup kencang. Aku mengayuh sepadaku. Berhenti dikerumunan warga dan polisi. Aku membela itu. Rangkaian bunga bercacar disana.Aku melihat talinya, from my pet lili. Panggilan menyebalkan yang akan aku ingat selamanya.

*******

                Bunga itu layu, tapi dia tidak akan pernah layu. Aku menangis tanpa air mata. Air mataku sudah kering. Hari ini hari ulang tahunku dan dibalik bintang itu, dia mengucapkan selamatulang tahun untukku. Dia tersenyum. Aku melihatnya tersenyum. Aku menangis lagi. Sepanjang malam.

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dia Angkasa

ATHARRAZKA

Tata Tertib Madrasah Aliyah