BON VOYAGES, BIG BROTHER
Cerpen
Oleh : M. Nafis Alanul Asror XI IIS 3
BON VOYAGES, BIG BROTHER
Aku mempunyai seorang kakak, kakakku seorang yang menyenangkan, ia merupakan seorang siswa yang pintar. Ia pernah mengikuti lomba robotik saat ia masih mts. Ia kelahiran Pasuruan pada tanggal 27 Mei 2001. Ia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Aku tidak tahu bagaimana masa kecilnya, tetapi waktu aku masih kecil yang paling dekat denganku setelah ibuku sendiri adalah kakakku sendiri. Aku sering diajak kemana – mana untuk mengetahui apa itu dunia.
Meskipun aku dulu masih banyak bertengkar dengan kakakku, tetapi aku banyak tahu mengenai sesuatu karena kakakku. Ia mengajariku mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan komputer, dan beberapa hal yang lain. Dulu yang mengantarkan aku sekolah jika orang tuaku tidak bisa, itu juga kakakku dengan menggunakan sepeda Honda Revo 110 yang saat ini sudah dijual untuk memperbaiki rumah. Aku juga punya banyak kenangan mengenai motor itu, motor itu sudah menemaniku selama 14 tahun. Semenjak aku kecil motor itu sudah ada di sini. Salah satu kenangan tersebut adalah Ketika aku akan mengunjungi saudaraku di Malang. Kenangan tersebut sebenarnya sederhana, yaitu aku terjatuh dari motor tersebut. Hal itu menjadi kenangan karena saat itu merupakan pertama kali terjatuh dari motor.
Sebenarnya, kalau hal terjatuh aku sudah banyak kali kulakukan. Pertama kali aku jatuh yaitu aku jatuh dari lantai 2 rumahku. Kakakku pun demikian, saat aku kecil dulu ketika kakakku hendak keluar dari wc, kakakku jatuh terpeleset dan kakinya tergores hingga sobek. Kakakku menjerit kesakitan dan saat itu aku sedang keluar untuk bermain. Setibanya aku dirumah aku terkejut, kok banyak darah berceceran di lantai rumah?, aku pun bertanya pada nenekku dan ia berkata : “masmu tibo maeng, ndek jedhing”. Aku pun menunggu kakakku pulang dengan rasa khawatir. Tak lama kemudian kakakku datang dengan kaki diperban. Aku bertanya : “yaopo mas?”, “yowes ngene iki dek jahit 12” kata kakak menimpali ucapanku.
Kakak itu seorang yang suka memotivasi. Selain kedua orang tua ku yang mmeotivasi ku, kakakku juga tak kalah keras untuk menyuruhku belajar lebih giat menjelang lomba. Kakakku juga anak yang pintar sehingga ia ingin adiknya seperti dirinya, yang pernah mengikuti beberapa perlombaan.
Tetapi malang tak dapat dihindari, pada saat ia masuk SMK ia terserang penyakit tumor di area syaraf matanya. Yang membuat penglihatannya tidak berfungsi dengan baik . dan itu bertepatan dengan aku masuk pondok pesantren. Akhirnya kakakku tidak pernah sama sekali mengunjungiku selama aku di pesantren.
Aku sering berbagi cerita dengan kakakku. Terlebih tentang kehidupan di pesantren. Itupun dikarenakan kakakku yang tanya, jika tidak tanya, ya aku tidak cerita. Dan meskipun ia tidak memiliki penglihatan yang baik, tapi ia memanfaatkan pendengarannya seperti mendengarkan TV, mendengarkan radio, bahkan Ketika aku pulang, ia bersamaku mendengarkan YouTube. Aku melihat videonya dan kakakku hanya mendengarnya.
Kakakku memiliki banyak harapan. Seperti saat melihat video review smartphone ataupun laptop. Channel yang sering kita lihat yaitu GadgetIn dan Jagat Review. Saat ia mendengarkan review itu, ia selalu berkata “ dungakno mas dek yo, lek mas mben mas kerjo adek tak tumbasno iki” dan aku hanya bisa menimpali dengan perkataan “nggeh mas, amin ae wes”.
Masa demi masa terus berlalu. Penyakit kakakku semakin parah. Tumor itu mulai menyerang bagian – bagian tubuh yang lain seperti kaki dan tangan. Puncaknya yaitu pada tahun 2023. Saat itu aku sedang menjadi panitia acara pra haul KHM. Bashori Alwi di PIQ. Kemudian aku diberi tahu oleh seorang pengrus “kembalilah ke PIQ 1 ayahmu akan kesini”. Sontak aku mempunyai perasaan tidak enak. Lalu dengan pikiran yang masih bertanya – tanya aku menunggu di PIQ. Aku menunggu lama sekali, sampai aku berpikir bahwa pengurus itu hanya bercanda. Lalu aku memutuskan untuk menemuinya Kembali. Tetapi sebelum aku sampai di PIQ 2, sebuah mobil Suzuki APV mendekat kepadaku. Ternyata itu adalah paman – pamanku yang akan mengantarku untuk pulang. Aku pun menuruti permintaan mereka.
Selama di mobil pikiranku tidak enak. Aku selalu memikirkan kakakku. Wajah hangat kakakku selalu melintas di pikiranku. Sesampainya aku dirumah, aku mendapati saudara – saudaraku banyak yang disana. Saat masuk rumah, ternyata firasatku benar. Kakakku yang sangat aku cintai, telah berpulang ke Rahmatullah, menyisakan banyak kenangan selama 16 tahun. Aku pun terdiam di depan keranda yang tertutupi dengan kain hijau bertuliskan “Innalillahi wa innailaihi roji’un”. Kemudian ibuku menenangkanku dengan berkata “ dek mase wes budal, sampeyan seng sabar yo, dungakno terus mase”. Yah, apa boleh buat, apa yang sudah menjadi takdir Allah tidak bisa di ganggu gugat. Aku harus mengikhlaskan kepergiannya.
Selamat Jalan mas, semoga sampeyan tenang disisi – Nya .
Hallo Bruder, my name is M. Nafis Alanul Asror. Aku lahir di Pasuruan pada tanggal 26 Juni 2007. Saat ini aku berumur 16 tahun. Hobiku baca buku Sejarah dan mentelengin YouTube. Rumahku ada di dusun Kajar Kuning, Desa Kedawung Wetan, Kec. Grati, Kab. Pasuruan.
Komentar
Posting Komentar