Akhir Penantianku
Nama: Cecilia Farah
Kelas: XI IIS 3
“Aaaaa!! Akhirnyaa!! Hari yang ku tunggu tiba juga!” Teriak syaza dari balik selimutnya. Hari itu, tanggal 18 Februari 2024 menjadi sejarah bagi hidup Nasha. Hari ulang tahunnya yang ke 17. Pagi itu syaza bangun dengan semangat 45 sambil lompat lompat, lari lari seperti katak.
Pagi itu syaza berangkat sekolah diantar mamanya. 2 sahabat syaza sudah menunggu kehadirannya di gerbang sekolah. “syazaa!! Happy birthday yah!! God Bless u, makin cantik, awet muda, makin apa aja dehh!” Teriak bintang dan sera, 2 sahabat syaza, “waaahh!! Makasih ya cintaa!!, hihi. Romantis banget deh pagi pagi udah nungguin aku di gerbang” canda syaza, serentak mereka langsung tertawa terbahak bahak mendengar ucapan syaza.
Setelah sampai di kelas, teman sekelas syaza menyalami dan mengucapkan selamat pada syaza. Tiba tiba sesosok bayangan melintas di depan kelas syaza. Dengan cepat, syaza langsung melesat ke luar kelas. Dan. Yah. Itu arka, Kakak kelas yang ditaksir syaza sejak 1 tahun yang lalu. Alasan mengapa syaza tak dapat move on karena dia cinta. Bukan sekedar suka.
Syaza memang seneng hari itu, tapi kebahagiannya tak akan lengkap tanpa ucapan dari arka. Syaza terup berharap, terus berharap agar arka mengucapkan “selamat ulang tahun” pada syaza. Entah arka tidak tau atau lupa, tapi ucapan tersebut tak kunjung keluar dari mulut arka maupun dari BBM. Betapa kecewanya syaza pada saat itu. Saat pelajaran berlangsung, tak henti hentinya ia melamun. Sampai pada waktu pulang.
“sya, dia nggak ada ucapin ke lo?” Tanya bintang, “ngga bin. Dia gak tau mungkin.” Balas syaza dengan muka lesu, “Oow” jawab bintang singkat.
Setiba di rumah, syaza langsung menghempaskan badannya ke kasur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu. Lalu ia mengecek whatsappnya. “No new messages” .. syaza langsung meletakkan hpnya ke balik bantal. Bad mood rasanya ketika syaza membaca tulisan tersebut. “Masa dia nggak ucapin sih? Apa dia lupa? Apa dia nggak tau?” Gerutu syaza. Arka memang terkenal cueknya. Dan sifat cuek itu lah yang menarik perhatian syaza untuk mulai mendekati arka.
Setelah marah marah nggak jelas, syaza merasa ngantuk menguasai dirinya. Lalu ia tertidur. Syaza tertidur sampai malam. Tiba tiba ia terbangun dengan bunyi hpnya yang berdering. “Hoamm. Siapa sih yang nelfon? Ganggu aja deh” Gerutu syaza lagi. “Haloo” Balas syaza dengan suara habis bangun tidur. “Halo, bentar lagi gue nyampe, buruan, mau ngajak lo keluar.” Balas suara di sebrang sana. “Ini sia…” Baru saja syaza ingin bertanya tetapi telefonnya telah diputuskan oleh yang menelfon. “Iihh!! Siapa sihh?! Nyasek banget! Nggak kasi tau siapa!, trus tiba tiba suruh orang keluar, suruh cepat pula!!” Bentak syaza nggak jelas. Tapi syaza langsung mandi dan berpakaian.
Malam itu syaza memakai dress lengan pendek warna biru muda ditambah sepatu putih. Sambil menenteng tas, syaza langsung ke luar kamar lalu berlalu menuruni anak tangga di rumahnya sambil ngos ngosan setelah mendengarkan klakson mobil yang berasal dari depan rumahnya. Syaza membuka pintu rumah dan tampak sebuah mobil Fortuner hitam yang berhenti di depan rumahnya.
Tok tok tok. Syaza menegetok jendela pintu penumpang depan mobil tersebut. Ciiit. Jendela itu terbuka dan. Terlihatlah pangeran syaza di sana. Di kursi setir. Sedang menatap syaza. “Wahh!! Mimpi apa gue tadi? Tatapan langsung sama arka?” Gumam syaza dalam hati. “Kak, nyari siapa?” Tanya syaza yang memulai pembicaraan setelah beberapa lama mereka terdiam. “Tadi yang nelfon tuh gue” balas arka dengan tak sabaran. “Wihh!! Dia naksir yah sama gue? Dapat nope gue dari mana?” Tanya syaza dalam hati. “Cepetan masuk!!” Bentak arka yang dari tadi nungguin syaza masuk ke dalam mobilnya. “Eh iya kak.” Balas syaza. “Sabar dikit napa itu cowok?” bisik syaza. “Apa lo bilang?” Kata arka yang membuat syaza jadi salah tingkah. “Nggak ada kak. Ini mau ke mana?” Tanya syaza penasaran. “Liat aja ntar” balas arka dengan senyum jahil di wajahnya.
Selama 20 menit perjalanan, tak ada kata kata yang keluar dari mereka berdua. Perjalanan itu dijalani dengan suasana tenang damai dan tak ada suara seperti di kuburan.
“Sampai” kata arka sambil melepas seat beltnya. Syaza yang sudah tak sabaran langsung melepasnya seat beltnya dan langsung keluar dari mobil. “Woahh!! Ini tempatnya keren banget kak!” Kata syaza dengan mata yang melebar seperti matanya ingin melompat keluar dari tempatnya.
Leo mengajak syaza ke suatu bukit di daerah puncak. “Lo mau malam ini temenin gue di sini?” Tanya arka, “mau banget lah kak!! Tempatnya bagus begini!” Balas syaza bahagia. “Bagus. Sekarang udah jam 6.55. 5 menit lagi, lihat apa yang bakal terjadi di langit langit itu” kata arka sambil menunjuk langit langit. 6.56, 6.57, 6.58, 6.59, 7.00! Tiba tiba Ada kembang api yang indah di langit langit tersebut dan membentuk “I” lalu kembang api yang ke dua membentuk gambar hati. Lalu yang ketiga. Membentuk huruf S. Lalu ketika syaza menghadap ke arah arka, arka telah berlutut di hadapan syaza sambil menyodorkan sebuah kado. Cincin. Arka memberinya sebuah cincin. “Happy Birthday syaza!! Be my princess!” Kata arka yang secara tidak langsung mengutarakan perasaannya ke syaza. Butiran butiran bening jatuh di pipi mulus syaza membuat arka terheran”. “sya, kamu gak papa kan? Kamu nggak suka yah?” Tanya arka khawatir. “Perasaan ini deh yang aku pelajari dari vero” Bisik Leo dengan tampang tak bersalah. “Kak!! Kamu. Romantis banget.” Kata syaza. “Would you be my.” Kata kata arka terputus ketika syaza buru buru menjawab duluan. “Yes” potong syaza. Otomatis arka ketawa lalu memeluk syaza.
Malam itu. Benar benar menjadi sejarah bagi syaza dan arka. Mereka sama sama menjadi First love. Syaza itu first love arka dan sebaliknya. “Akhirnya penantianku tak sia sia” gumam syaza sambil menatap Langit malam yang ditemani arka di sampingnya.
Tugas yang dikerjakan sudah cukup bagus dan bisa ditambahkan bionarasi. Tetap semangat menulis!
BalasHapus